picture picture
Friday, March 5, 2010 Posted in: 0 Responds

Cita-cita yang gagal

Wanita itu..yang sejak saya belum bisa dikatakan remaja sudah saya sukai, walau saat itu tidak tau apa yang orang sebut dengan kata "CINTA". Dan bodohnya...bibir ini ga pernah bisa terbuka saat melihatnya..walau hanya untuk ucapkan "HAI..." selalu dan selalu terlihat seperti anak kecil yang mencoba mendapatkan perhatian..mungkin darinya...dari seragam sekolah yang berwarna putih-merah berganti menjadi putih-biru...dan entah sengaja atau tidak..saya diberi kesempatan untuk lebih sering melihatnya diruang kelas..dan lagi...masih saja susah untuk sekedar memanggil namanya...mungkin hanya beberapa kali ku beranikan untuk berbicara dengannya..sampai saatnya seragam putih-biru itu akan berganti menjadi putih-abu, hanya menatapnya dari kejauhan yang bisa kulakukan.

Akhirnya masa kekanak2anku berakhir..dan mencoba beralih menjadi remaja yang mencoba mengenal apa itu "CINTA" dan tetap saja...mungkin karena rumah kami berdekatan..aku tetap saja hanya berani melihatnya berjalan melewati rumahku dari balik jendela.

Entah mukjizat dari Allah atau mungkin saya sudah berani untuk berbicara dengannya...untuk pertama kalinya saya mengirimkan pesan singkat untuknya..hanya sekedar ucapan yang pada saat itu menjelang Hari Raya. Dan ga pernah terpikir dia akan membalasnya...akhirnya "dimulailah" kisah itu...hari itu...mungkin sudah berapa kali saya membuatnya "kesal" entah karena ceroboh atau mungkin terlalu senang akhirnya bisa berdua dengannya...kami berhenti di sebuah taman...susah untuk membujuknya biar ga "kesal" lagi..^_^ entah setan apa yang saat itu sedang mampir...saya beranikan diri tuk bilang "I LOVE U" (sebenernya bukan I LOVE U..tapi yaaa anggap aja gtu..) dan mungkin saat itu ada malaikat yang ada di dekatnya...dari mukanya yang saat itu terlihat seperti ingin memakanku mentah2...mendadak berubah secantik bidadari..^_^ lega...senang...malu...semuanya bercampur didalam otakku dan...pikiranku..

Besoknya...12 November 2005 saatnya saya pulang ke habitat sementara saya..di Bandung..meninggalkannya disana...awalnya tampak normal..semua berjalan dengan apa adanya...saat itu...saya sedang di sibukkan dengan urusan kuliah...sampai lupa untuk sekedar mengirimkan pesan singkat untuknya...sekedar memberikan perhatian dan menunjukkan "Aku masih disini...mencoba berjuang untukmu" akhirnya dia memintaku untuk 'putus' selalu berusaha terdengar tegar dan ikhlas...walau sebenarnya sangat perih...karena kelalaianku sendiri..jadi kehilangan permataku yang sudah sekian lama hanya bisa melihat dari kejauhan. Tapi akhirnya...saya mencoba lagi memperbaiki hubungan itu...berjanji untuk lebih meluangkan waktuku hanya untuk menyapanya...dan senangnya..dia setuju...^_^

Bodohnya, kesalahan itu terulang lagi....menjelang akhir kuliah..lagi2 saya ga bisa menyempatkan untuk memberikan perhatian untuknya...dan diseberang sana..dia tiba2 minta maaf...menjelaskan kepadaku agar tidak marah...dia saat itu...sudah bersama "pria" lain yang bisa lebih banyak meluangkan waktu untuknya..tapi akhirnya mereka ga bersama lagi...dia jahat??itu kesalahan saya sendiri...dia ga jahat..dan itu sepertinya memang wajar...beberapa hari mencoba untuk normal lagi...berpikir apakah akan terulang lagi...dan jujur..itu sangat menggangguku..akhirnya saya mencoba untuk dekat dengan wanita lain..selain dia...dan memutuskan untuk berpisah dengannya...sebenarnya saya ga ingin mengulang kesalahan yang sama...lagi...membiarkannya bahagia dengan pria yang bisa lebih sering ada disampingnya...menjadi tempatnya bersandar saat dia membutuhkan...yang dengan sangat amat menyesal..hal itu ga bisa saya berikan...

Menjalani hubungan dengan wanita lain...dengan tetap saja memikirkannya...sepertinya saya sudah membuat kesalahan lain...selalu mencoba menghilangkannya dari pikiranku...hal tersulit yang bahkan hingga saat ini masih belum bisa saya lakukan...mencari seorang wanita yang paling mirip dengannya..atau menjadikan wanita lain seperti dirinya....selalu saja...hanya dia...dia...dan dia...

Akhirnya...setelah beberapa lama..saya mulai mencoba ingin mengulang kisah itu...tapi sepertinya dia sudah punya pengganti yang lebih layak...tetap berusaha untuk menjadi "teman" yang mungkin bisa membantunya walau dia ga pernah tau..selalu mendukungnya...tanpa dia tau...selalu bertanya tentang pria 'itu' tapi ga pernah sekalipun dia menjawab..selalu mengalihkan pembicaraan...ingin rasanya mengatakan "aku selalu menyayangimu...mencoba merebut kembali hatimu" tapi saya ga ingin merusak hubungannya dengan pria 'itu' yang sepertinya sudah sangat bahagia...dan waktu itu pun tiba...saya melihat sebuah invitation di situs jejaring sosialku...dia akan menikah...

semua harapan...semua impian...semua cita2 yang saya dambakan...
pulang kerumah...melihatnya menantiku didepan pintu...menyediakan makanan hangat...membuka mata saat pagi...dan disiapkan serapan olehnya...mengecup keningnya saat akan pergi kerja...melihat perutnya membesar..mengandung anak kami...melihatnya menggendong bayi hasil buah cinta kami...mendengar kata "abi" dari bibir anak kami....
semuanya hanya tinggal angan....belum bisa membayangkan saat melihatnya lagi...sedang menggendong bayinya...tapi bukan saya yang akan dipanggil ayah....berusaha tetap melihatkan senyuman...

seandainya...dia lebih bersabar.....cita2 itu tak akan gagal...

0 Responses to “Cita-cita yang gagal”